Yang perlu diingat adalah makan secukupnya
saja.
KOMPAS.com —
Anda selalu memilih daging jenis sirloin, atau sate
kambing yang banyak lemaknya? Lemak yang dimasak dengan cara dibakar atau
dipanggang memang bakal bikin Anda merem-melek keenakan. Namun, saat itu pula
teman-teman Anda mungkin akan langsung berkomentar, "Awas kolesterol!" Atau,
"Ingat perut, ingat perut...."
Bagi orang yang bergaya hidup sehat, atau
memang sudah mengidap obesitas atau kolesterol tinggi, lemak memang termasuk
jenis makanan yang harus dihindari. Daripada memanjakan lidah namun menderita
belakangan, lebih baik stop makan lemak sekarang juga. Benarkah demikian?
Ternyata tidak juga.
Tanpa lemak, vitamin yang Anda konsumsi mungkin justru tak akan terserap
dengan baik. Tidak percaya? Coba simak penjelasan antara teori dan fakta berikut
ini.
Teori: Setiap gram lemak sama dengan 9 kalori, sedangkan karbohidrat
dan protein hanya 4 kalori per gram. Karena itu untuk mengurangi berat badan,
Anda harus menghindari lemak.
Fakta: Jangan memusuhi lemak. Meskipun produk yang dibebani lemak bisa
mengandung kalori tinggi, konsumsi lemak yang secukupnya akan membantu Anda
merasa kenyang (sehingga Anda tidak makan berlebihan). Selain itu, lemak membuat
makanan sehat seperti sayuran akan terasa lebih sedap (sehingga Anda akan makan
sayur lebih banyak). Lemak juga membantu penyerapan beberapa vitamin (vitamin A,
D, E, dan K) dan phytonutrients, senyawa kimia dalam tanaman yang dianggap
mendukung kesehatan.
Saran terbaik:
- Makanlah lemak, namun jangan lupa daratan.
- Selain itu, pikirkan lemak jenis
apa yang Anda makan, karena jenis tertentu bisa lebih baik daripada yang lain.
- Pilih lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh majemuk, yang dapat ditemukan
dalam minyak cair seperti minyak kanola, minyak dari biji safflower, dan minyak
zaitun; juga kacang-kacangan dan ikan. Jenis lemak ini tidak akan meningkatkan
kadar kolesterol dalam darah, dan bahkan mengurangi risiko penyakit
kardiovaskuler.
Sementara itu, lemak yang harus dibatasi atau dihindari adalah lemak
jenuh, seperti yang Anda lihat pada daging sapi, produk-produk olahan susu, dan
trans fat (lemak cair) yang ada pada banyak produk kemasan, seperti makanan
cepat saji yang digoreng, dan margarin. Secara kalori, jumlah lemak ini mungkin
tidak lebih daripada lemak baik tadi, namun kurang sehat karena dapat
meningkatkan risiko penyakit jantung.
The Institute of Medicine, yang menjadi penasihat pemerintah Amerika untuk
masalah-masalah ilmiah, termasuk kesehatan, menyarankan agar Anda mengonsumsi
sesedikit mungkin lemak jenuh, kolesterol, dan lemak trans.
Kesimpulannya
Anda tidak harus menghindari makanan yang Anda suka. Selama
Anda mengonsumsi dalam porsi secukupnya (dan mengimbanginya dengan makanan yang
sehat), Anda tak akan terkena masalah.